Sabtu, November 22, 2008

Jari Kuku

buat imam samudra-amrozi-mukhlas

Jari dan kuku yang menyenangi tarian tukar guling,
mencoba menyela satu mulutku yang tak mau tertutup,
tak mampu membuka.
Golongan darah macam mereka terkekang kehendak dermanya.
Ya!
Darah merekalebih dua tahun tiba-tiba menjadi tua; aneh tidak?!

Jari dan kuku; jariku dan kukunya,
membabi-buta menekan-nekan tuts piano dan sela-sela kalkulator,
menghitung jarakku dengannya.
Dada bidang macam mereka menjadi penjara naluri hidupnya.
Ya!
Naluri hidupyang terpaksa digagahi hingga mati; aneh bukan?!

Jariku dan kukunya; Jari-kuku yang sama,
berlomba menghabiskan dahaga sudut siku buku-bukunya biar tak lelah juga,
lelah juga.
Otak apatis macam mereka memang perlu disulut kopi-susu hangat dari merk dagang: Keadilan; Aneh?

Ya?

Ya!

Jariku, jarimu, jarinya, jari mereka.
Kukuku, kukumu, kukunya; sayang, mereka tak punya kuku.
Menjadi satu dalam beberapa lubang kubur.
Menunggu mati.

Aneh?Bom!!!

0 komentar: