Jumat, Desember 26, 2008

Ke Pelabuhan

buat Afith, kawan serahim, biar dia cinta pelabuhan

“Adik, ayo ke pelabuhan!
Nelayan-nelayan sedang memanen laut kita.
Riak-riak perahunya sudah mengendap di dermaga.

Coba tajamkan hidungmu, Dik!
Amis yang sudah lama kita rindukan.
Hmm… Tongkol dan tengiri sudah merangkapi hidungku. Hidungmu jugakah?

Ayo, Adik! Nelayan tak akan menunggu siang, tak akan menunggumu.
Kita harus pegang itu ikan-ikan hasil mereka.”

“Cak, sudah susah berjubal kita menuju pelabuhan.
Jalan-jalan sudah tertutup palang tanda tak boleh masuk.
Corong-corong istighotsah sudah lebih nyaring di telinga.”

Aku diam. Adik diam. Ikan-ikan diam.
Telak suara kami dengan srempetan sandal para santri.

PNDX’2008

0 komentar: