Rabu, Desember 09, 2009

Retrospeksi (Drama Anak)

RETROSPEKSI

Drama Anak oleh Abizar PeA



***


PANGGUNG DIISI DENGAN BANGKU PANJANG. BEBERAPA BUKU DAN PENSIL TELAH DISIAPKAN DI PANGGUNG BAGIAN BELAKANG, TETAPI TIDAK TERLIHAT.

TETABUHAN GAMELAN LAMAT-LAMAT MULAI TERDENGAR. SEORANG PENARI MASUK, LAMBAT JUGA GERAKANNYA, MENGIKUTI IRAMA GAMELAN. BEBERAPA ORANG YANG SEDARI TADI TELAH BERADA DI PANGGUNG MULAI MEMPERHATIKAN. SEMUA TERKESAN TERHADAP KEGEMULAIAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN PENARI. SETIAP DETAIL GERAKANNYA DIPANDANG SEKSAMA. KADANG ADA SORAKAN KOMPAK YANG RIUH-RENDAH.

Beberapa Orang:
Wah….
Lho?
Lhaaaaa…
(TEPUK TANGAN)
(BERSUIT)
Amboiiii….
Luar biasa…

Seseorang:
Biasa saja yang ini.

Seseorang:
Husshh! (MENUTUP MULUTNYA DENGAN TELUNJUK)

Beberapa Orang:
(TERTAWA)
Itu…itu…
Waaaahhh…
Woooowww…
Lucu ya?!

Seseorang:
Bukan begitu?!

Seseorang:
Seharusnya bagaimana?

Seseorang:
Begini.
(MEMBUAT GERAKAN BREAKDANCE YANG LUCU)

Beberapa Orang:
(MENERTAWAKAN)
Bukaaannn…!!!

TAK LAMA KEMUDIAN, TOKOH BAPAK TUA MASUK. BERDEHEM, MENUNJUKKAN KEWIBAWAANNYA. BEBERAPA ORANG TADI SALING MENDIAMKAN. SI PENARI JUGA DIAM, LALU BERGABUNG DENGAN BEBERAPA ORANG.

Seseorang:
Awas!

Seseorang:
Kenapa saat ini kita tak dapat merasakan angin kedatangannya. Biasanya…

YANG LAIN MEMOTONG.

Beberapa Orang:
Hussh!! Jangan ngomong yang tidak-tidak.

Seseorang:
Kenapa?

Beberapa Orang:
Pokoknya, hussshhh…!!!

Seseorang:
Sudah aku bilang hush! Kamu juga ikut hush!!

Seseorang:
Hush!!

Seseorang:
Bukan begitu maksudku!

Seseorang:
Lalu? Apakah aku harus…

YANG LAIN MEMOTONG.

Beberapa Orang:
Husshh!!

BAPAK TUA MEMANDANG TAJAM SEKITAR, TERMASUK PENARI DAN BEBERAPA ORANG.

Bapak Tua:
Sudah saya peringatkan. Kalian tetap saja tak menurut.

Seseorang:
Tapi, kami hanya…

YANG LAIN MEMOTONG.

Beberapa Orang:
Husshh!!

Bapak Tua:
Di sini bukan tempatnya hal-hal beginian. Di sini hanya untuk…

YANG LAIN MEMOTONG.

Beberapa Orang:
Bersenang-senang! (TERTAWA. TAPI KEMUDIAN TERSADAR, SALING MENDIAMKAN LAGI.) Sssttt…sssttt..ssttt!!

Bapak Tua:
Buka halaman Aljabar!

BEBERAPA ORANG BERBISIK-BISIK. PENUH TANDA TANYA.

Seseorang:
Bukankah Bapak pengajar Ilmu Sosial?!

Bapak Tua:
Bapak juga pandai berhitung.

Seseorang:
Bapak lihai main kerawitan?

Beberapa Orang:
(KAGUM)

Bapak Tua:
Tentu!

Seseorang:
Hafal pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945?

Bapak Tua:
Hanya pasal tentang sumpah presiden yang tak hafal.

Beberapa Orang:
(KAGUM)

Seseorang:
Ejaan yang disempurnakan?

Bapak Tua:
Kau ingin tanya apa..segera Bapak jawab.

Beberapa Orang:
(KAGUM)

Seseorang:
Menari?

Bapak Tua:
Tubuh Bapak terlalu ringkih untuk menari lagi.

Beberapa Orang:
(KAGUM)

Seseorang:
Lalu, kenapa selama ini Bapak tidak menunjukkannya?

Bapak Tua:
(TERTAWA. YANG LAIN HERAN.)
Kalian tahu, apa yang sudah kalian lakukan tadi?

TIBA-TIBA SEMUANYA TERTAWA LEPAS, TERMASUK BAPAK TUA.

Seseorang:
Ternyata kau juga pandai bermain drama!
Menjadi seorang yang sudah tua pun kau lihai menirukannya!
Aku paling suka saat kau mengatakan pandai kerawitan!

Seseorang yang tadi berlagak Bapak Tua:
(TERTAWA) Kalian juga lebih pandai berpura-pura takut dan penasaran.
Selain itu, aku tak pernah tahu bagaimana cara bermain gamelan. Melihat alat-alatnya pun tak pernah.

SEMUANYA TERTAWA LEPAS.

Seseorang yang tadi berlagak Bapak Tua:
Coba lihat yang ini!
(LALU MEMPERAGAKAN BEBERAPA GERAKAN PANTOMIM)

Beberapa Orang:
Wah….
Lho?
Lhaaaaa…
(TEPUK TANGAN)
(BERSUIT)
Amboiiii….
Luar biasa…

Seseorang:
Biasa saja yang ini.

Seseorang:
Husshh! (MENUTUP MULUTNYA DENGAN TELUNJUK)

Beberapa Orang:
(TERTAWA)
Itu…itu…
Waaaahhh…
Woooowww…
Lucu ya?!

Seseorang:
Bukan begitu?!

Seseorang:
Seharusnya bagaimana?

Seseorang:
Begini.
(MEMBUAT GERAKAN PATAH-PATAH YANG LUCU)

Beberapa Orang:
(MENERTAWAKAN)
Bukaaannn…!!!

SEMUA TERTAWA LEPAS.

AKAN TETAPI, TAK LAMA KEMUDIAN, SALAH SATU DARI MEREKA TERKESIAP KAGET. DIA MEMANDANG JAUH, DIIKUTI YANG LAIN.

Seseorang:
Ada apa?

Seseorang:
Sepertinya kita harus mempersiapkan peralatan kita?

Seseorang:
Beliau datang?

Seseorang:
Tepat sekali.

Seseorang:
Pakai baju apa beliau hari ini?

Seseorang:
Kemeja merah. Ada garis hitam di sakunya. Kerah bajunya begitu kaku, melekat pada dasi panjang yang sedikit kusut pada lipatan ujungnya. Sepatunya… Sepatu itu! Begitu mengilat! Sepertinya semir yang beliau gunakan bermerk internasional!

Seseorang:
Bagaimana dengan tatanan rambutnya?

Seseorang:
Seperti biasanya, tetapi kali ini juga terlihat lebih mengilap! Kacamatanya juga seperti yang beliau gunakan kemarin, hanya kali ini beliau turunkan sedikit, hampir mengenai ujung hidungnya.

Seseorang:
Yang ia bawa?

Seseorang:
Buku catatan hitam besar. Masih baru. Aku tahu, dua hari yang lalu beliau mengeluh karena tidak ada lagi sisa kertas pada buku catatannya yang lama. Selain itu, masih seperti biasa, kantung plastik hitam. Kantung plastik yang tak pernah kita tahu isinya.

Seseorang:
Apa lagi?

Seseorang:
Sebentar.. sebentar… Aku tunda dulu menjawab pertanyaan kalian. Sesuai saranku barusan, kita harus segera menyiapkan peralatan kita.

SEMUANYA MERANGSEK MENUJU PANGGUNG BAGIAN BELAKANG, MENGAMBIL BUKU DAN PENSIL, LALU DUDUK BERJAJAR DI BANGKU.

(Bersambung)


Gresik, 15 April 2009
PNDX’2009