Sabtu, September 12, 2009

Kupanggil Namamu

Sambil menyeberangi sepi,
Kupanggili namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengar?

Malam yang berkeluh kesah
Memeluk jiwaku yang payah
Yang resah
Karena memberontak terhadap rumah
Memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala

Sia-sia kucari pancaran matamu
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu yang kini sudah kulupa
Sia-sia
Tak ada yang bisa kucamkan
Sempurnalah kesepianku

Angin pemberontakan menyerang langit dan bumi
Dan duabelas ekor serigala
Muncul dari masa silamku
Merobek-robek hatiku yang celaka

Berulangkali kupanggil namamu
Dimanakah engkau wanitaku?
Apakah engkau sudah menjadi masa silamku?
Kupanggili namamu.
Kupanggili namamu.
Kerna engkau rumah di lembah.
Dan Tuhan?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sediakala
hanya memperdulikan hal-hal yang besar saja.

Seribu jari masa silammenuding kepadaku.
Tidak.
Aku tak bisa kembali.
Sambil terus memanggili namamu
amarah pemberontakanku yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
yang sebagai gadis telanjang membukakan diri padaku
Penuh.
Dan prawan.
Keheningan sesudah itu sebagai telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya.
Wajahku.
Lihatlah, wajahku.
Terkaca di keheningan.
Berdarah dan luka-luka
dicakar masa silamku.

WS Rendra
(Sajak ini sengaja dimuat karena -ternyata- sama dengan apa yang kualami saat ini. 2 jam setelah reuni alumnus SD Muhammadiyah 2)

Dalam Hujan dan Kuncup Matahari

1209
untuk RS


Selalu saja ada ingatan yang raib
Ditelan hujan dan beberapa helai kuncup matahari
Kau duduk, melipat tanganmu di atas tanganmu
dan kita saling bertatap, tanpa dosa, atau pun gerah dan dusta.

Kita hanya diam
Diam yang berhujan, dan bermatahari
"Ayo! Lekaslah bersatu pandang!"
"Biar jalan kita sama, walaupun berbatu dan berbeda!"

Aku mencintaimu..
Dan tak pernah sadar, di uratku terselip namamu..
Di namamu kutancapkan harapku...
Dalam hujan, dan kuncup matahari...

PNDX'2009

Sabtu, September 05, 2009

Dan Dusta, Dan Dusta

"Een nacht vol leugens..."

Dan dustamulah kini mendengkur
Mengukur hatimu berjarak pada sukmamu
Siapa yang punya dustamu, dan dustaku

"Geloof me!!" teriakmu
"Bevroreen!" teriakku

Bukankah itu dusta, dan dusta...