Sabtu, Januari 17, 2009

Robbis rohli shodrii wa yassirli amri wa ahlul u'datammil lisaani yaf qohuu qoulii...
Allahummataf 'alayya futuhal 'arifiina bi hikmatika wansyur 'alayya yaa dzal jalaali wal ikrom..

Dia datang seperti gegar kekasih yang tiba dengan tiba-tiba.
Dia datang seperti guruh perindu yang tak tahu kapan jumpa, kapan sua.
Dia datang di lubang angin, di pagi yang dingin.
Di batu mati, di hati beku.

Yaa.. Yang Maha Pemberi Kemungkinan.
Yaa.. Yang Maha Penakluk Kebosanan.
Yaa.. Yang Maha Pembagi Keriangan.
Matilah angkara murka!
Matilah dosa nestapa!
Bunuh semua yang merusak dunia!

Yaa.. Yang telah dituturkan musafir dengan nyanyian dan kerinduan.

Tentang Dia yang menggugus langit bumi pada masa yang enam.
Pemilik singgasana atas air yang gemar memberi ujian.
Yang menimpakan bencana dan tak ada yang mampu menghalangi.
Empunya ketetapan yang pasti.

Yaa.. Yang telah disebutkan dalam lembar kisah pujian dan teladan.

Tentang ciptaan yang dibentuk dalam keadaan lemah.
Golongan yang benar-benar merugi.
Yang berikrar teguh sekaligus merusaknya.
Pemilik dusta dan kebinasaan.
Dunia adalah kematian. Kehidupan nanti akan menjelang.


Allahumma yaa Allah... isra'il laknatullah!!!

CAT

Di atas cat yang basi tertumpah segelas api menyala-nyala secerah pagi, secerah api yang pagi, yang mati dalam anggunmu yang—kalau tidak salah—telah terbeli oleh warna-warni yang riuh dan sekejap menjadi plastik-plastik yang basah dan bau yang menusuk-nusuk, bau cat yang basi, bau pagi yang mati, dan keanggunan yang telah pergi terbeli. Padahal aku kedinginan.